hewan kurban

Cara Mudah agar Bisa Rutin Kurban Tiap Tahun

Kurban Idul Adha memang tidak wajib, namun termasuk sunnah yang diutamakan. Kalau ingin rutin kurban tiap tahun, cara ini bisa kita tempuh!

Idul Adha tahun ini akan jatuh pada tanggal 20 Juli. Masih dibekap hawa pandemi yang semakin brutal dan menyedihkan. Berita dan kabar duka tiap hari masuk ke kuping dan ruang-ruang media sosial. Saya yang tadinya jarang pake autotext di ponsel, sekarang mengaktifkannya saking banyak ucapan “innalilahi” yang saya ketikkan…

Indonesia memasuki masa terberat pagebluk… terburuk sejak pandemi melanda dunia.

Anyway, mendekati hari raya Idul Adha, tentu sudah banyak kita melihat pedagang hewan ternak, sapi maupun kambing, bermunculan di pinggir jalan. Bila tahun ini kita dimampukan untuk berkurban, mari perbanyak syukur masih diberi keleluasaan rezeki untuk melalukan kurban. Saya sangat mengapresiasi himbauan PP Muhammadiyah beberapa waktu lalu, yang membolehkan kita mengalihkan dana kurban untuk bersedekah membantu sesama yang tengah sama-sama menghadapi beratnya pandemi ini.

Jadi, bila kamu ingin mengalihkan dana kurban menjadi dana donasi korban pandemi Covid-19, misalnya ikut berdonasi mengurus tetangga yang tengah menempuh isoman, atau menyantuni anak yatim yang orangtuanya meninggal karena Covid-19, atau berdonasi membelikan tabung oksigen bagi yang membutuhkan… It’s ok. Bila kamu dimampukan menempuh dua-duanya, tetap berkurban dan memperbanyak sedekah di masa yang berat ini, juga akan semakin luar biasa…

Nah, gimana bila tahun ini kita, di tengah situasi pandemi yang sudah melesukan ekonomi dan membuat pendapatan kita seret, menjadikan kita absen dulu tidak berkurban? Ya gakpapa juga. Hukum berkurban adalah sunnah muakad. Jadi, saat kita tidak melakukan, tidak ada dosa di sana. Insyaallah masih ada tahun depan.

Saya ingin berbagi sedikit tentang jurus yang bisa kita tempuh supaya bisa rutin berkurban tiap tahun kendati pendapatan tidak besar. Semoga bermanfaat, ya!

Berapa dana yang dibutuhkan agar bisa berkurban?

Kurban di Idul Adha artinya kita menyembelih salah satu hewan ternak yang memenuhi syarat sebagai simbol pengorbanan, ibadah kita, mencontoh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Di Indonesia, hewan ternak yang biasa dijadikan hewan kurban adalah kambing dan sapi. Kambing ada banyak macam, begitupun sapi, tergantung pada bobot dan jenisnya.

Tahun 2021 ini, rata-rata harga kambing sekitar Rp3 jutaan untuk kambing dengan ukuran cukup besar, di kawasan Tangerang. Kalau di luar Jabodetabek, sepertinya harganya di bawah itu. Saya cek di marketplace, untuk kurban di lembaga amal seperti Dompet Dhuafa harga kambing masih di bawah Rp2,5 juta. Sedangkan harga sapi kurban, sekitar Rp17,5 jutaan. Di Tangerang tempat domisili saya, untuk sapi kurban yang berbarengan dengan 7 orang, dikenakan sekitar Rp3,7 juta per orang. Itu sudah termasuk biaya penyembelihan dan logistik panitia kurban.

Jadi, anggaran untuk kurban kurang lebih sekitar Rp4 juta. Bila kita ingin rutin setiap tahun bisa berkurban, ini adalah anggaran yang sangat bisa kita siapkan jauh-jauh hari. Sehingga, ketika waktunya tiba, kita tinggal tunaikan niat tersebut. Banyak cerita orang ingin bisa berkurban namun sulit merealisasikan karena ketika jelang Idul Adha, ada kebutuhan lain yang mendesak sehingga tidak tersisa dana untuk dibelikan hewan kurban. Untuk menghindari itu, kita bisa banget menyiapkannya jauh-jauh hari supaya niat mulia berkurban bisa kita wujudkan.

Ada beberapa cara menabung dana berkurban yang bisa kita jalankan, berikut ini beberapa pilihannya:

1. Menabung mandiri

Anggap saja kebutuhan dana kurban tahun depan sekitar Rp3 juta-Rp4 juta. Kita bisa memulainya dengan membuka tabungan khusus untuk keperluan ini. Kisaran anggaran tersebut kita bagi 11 bulan sehingga per bulan, uang yang perlu kita sisihkan adalah sekitar Rp273.000-Rp364.000 per bulan. Kita bisa memanfaatkan fitur tabungan yang bisa dibuka secara online seperti tersedia di Jenius atau Jago yang bisa “memaksa” kita menabung rutin tiap bulan di tanggal tertentu.

Semisal kita tidak punya akun-akun di bank digital, ya, gak perlu juga pusing. Tinggal bikin aja tabungan sendiri. Di celengan ayam juga oke, haha. Yang penting komitmen menyishkan uang itu bisa berjalan.

2. Menabung di lembaga khusus

Beberapa bank dan lembaga amil zakat sudah banyak yang menawarkan program tabungan kurban yang bisa kita pertimbangkan. Misalnya, lembaga amil zakat Rumah Zakat menawarkan program Tabungan Qurban (Taqur) bekerjasama dengan Bank Mega Syariah dan Bank Jatim. Program ini memungkinkan kita berkurban di mana daging kurban akan disalurkan ke daerah-daerah pelosok.

Selain itu, ada juga Tabungan Bisa Qurban yang dirilis oleh Bank Danamon Syariah dengan setoran minimal Rp150.000 per bulan. Bank pelat merah yaitu BTN juga menawarkan produk tabungan qurban Tabungan BTN Qurban iB dengan setoran awal Rp500.000.

Ada juga program tabungan dengan hadiah hewan kurban seperti yang dirilis oleh Maybank bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Jadi, program ini memberikan reward berupa hewan kurban bila nasabah ikut program menabung rutin mulai Rp700.000-Rp1,9 juta per bulan dengan setoran awal Rp3,5 juta. Program menabung ini dijalankan selama 36 bulan hingga 60 bulan.

Ada juga yang tabungan kurban biasa di mana nasabah menabung rutin selama 3 bulan hingga 5 bulan dengan setoran beragam mulai Rp550.000 per bulan.

3. Iuran kurban

Ini sejatinya sudah banyak dijalankan masyarakat di desa-desa atau di perkampungan di berbagai tempat. Termasuk di kampung halaman saya. Jadi, setiap rumah tangga akan ditawari apakah mau ikut iuran kurban tahun depan atau tidak. Kurban di sini adalah kurban sapi yang bisa diikuti oleh 7 orang. Bila ikut, maka akan diinformasikan perkiraan harga sapi yang akan dibeli tahun depan berikut perkiraan biaya-biaya seputar kegiatan penyembelihan.

Anggaplah harga sapi diperkirakan Rp22-Rp23 juta per ekor, maka per orang dikenakan sekitar Rp3,2 juta. Ditambah biaya penyembelihan digenapkan misalnya per orang dikenakan Rp3,4 juta. Maka, nanti setiap bulan panitia kurban akan berkeliling ke rumah-rumah yang ikut kurban untuk mengambil uang tabungan. Jadi, ketika jelang Idul Adha, uang pembelian hewan kurban sudah terkumpul tanpa terasa.

Ini mirip dengan menabung sendiri, sih. Cuma, keknya jadi lebih terasa dorongannya karena dilakukan bersama-sama, haha. Kamu yang mungkin merasa susah untuk menabung dengan gerak sendiri dan butuh dorongan eksternal, bisa menempuh cara ini.

4. Investasi rutin di reksa dana pasar uang syariah

Sebenarnya reksa dana pasar uang kendati risikonya paling minim, lebih direkomendasikan untuk tujuan keuangan di atas setahun, sih. Kalau kamu ingin uang yang kamu sisihkan untuk membeli hewan kurban tahun depan bisa lebih cepat terkumpul, bisa mempertimbangkan reksa dana pasar uang syariah. Cuma, tetap perhatikan juga risiko fluktuasi reksa dananya untuk menghindari penurunan nilai investasi. Kabar baiknya, reksa dana pasar uang mudah dicairkan lebih cepat ketimbang reksa dana jenis lain.

5. Menyisihkan uang setiap hari.

Cara terakhir yang paling simpel dan mudah diikutin adalah dengan menyisihkan uang receh tiap hari!! Ini butuh konsistensi dan komitmen jangka panjang, ya. Jangan sampe kelupaan, haha. Tapi, sisi baiknya, nabung dengan cara sederhana seperti ini tidak berasa. Berapa yang harus disisihkan? Receh aja. Anggaplah Rp10.000 alias ceban sehari. Dalam sebulan sudah terkumpul Rp300.000. Dalam 11 bulan? Sudah terkumpul minimal Rp3,3 juta. Bisa, lah, beli kambing satu, yekan? Hehe.

Ada banyak jalan menuju Roma.

Ada banyak cara mewujudkan niat beribadah kurban di hari raya Idul Adha.

Mana cara yang paling mungkin kita terapkan? Silakan disesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan masing-masing. Bila sudah berniat, semoga kita diberi kemudahan pula untuk menjalankannya dan diluaskan rezeki untuk memenuhinya. So, tetap semangat!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *