Posts

Showing posts from December, 2018

Yuk, Financial Check-Up sebelum Ganti Tahun!

Image
Masih seputar kebiasaan keuangan jelang pergantian tahun. Selain melihat apakah target-target keuangan yang dipasang tahun 2018 tercapai/tidak, biasanya saya juga tergerak untuk melakukan pemeriksaan kesehatan keuangan alias financial check up . Tidak berbeda dengan kondisi tubuh seseorang yang membutuhkan pemeriksaan berkala, seperti menempuh general check up; keuangan pribadi juga perlu ada pemeriksaan kesehatan berkala. Momentum pergantian tahun ini menjadi saat yang tepat untuk menggelar pemeriksaan. Sehatkah keuangan kita? Pemeriksaan kesehatan keuangan alias financial check up ini penting karena bisa menjadi bekal penting kita ketika hendak memasang target-target keuangan baru. Dengan mengetahui secara obyektif kondisi keuangan pribadi, kita bisa terbantu memasang target keuangan di tahun yang baru dengan lebih realistis. Misalnya, nih: dari hasil financial check up, ketahuan kalau kondisi keuangan kita kurang sehat akibat menanggung beban utang terlalu besar. Utangnya mahal pul

Remarkable Year 2018: Ketika Tujuan Keuangan Besar Terwujud

Image
Selain tema resolusi keuangan 2019, akhir tahun seperti ini kayaknya sudah otomatis pikiran ini akan diajak untuk berefleksi apa saja yang sudah terjadi selama 2018… Bagi saya dan keluarga, tahun 2018 ini menjadi tahun yang sangat istimewa. Ada banyak hal yang membuat tahun ini menjadi spesial bagi kami. Yang paling utama, di tahun 2018 ini akhirnya kami berhasil mewujudkan salah satu milestone finansial penting. Yes, alhamdulillah, target kami mendirikan rumah sesuai kebutuhan dan selera akhirnya tercapai. Pembangunan relatif cepat. Kurang lebih hanya 5 bulanan. Ubek urus-urus beneran terhitung sejak pulang mudik Lebaran Juli lalu. Sebenarnya, sejak awal tahun 2018, bahkan mungkin tahun sebelumnya, kami sudah mulai menyicil persiapannya. Mulai dari konsultasi dan mengurus gambar rumah dengan beberapa arsitek. Ada beberapa arsitek yang kami coba hubungi dan minta penawaran. Tapi, karena budget kami cukup ketat, akhirnya kami beralih ke kerabat sendiri, haha. Kebetulan kakak ipar memili

"Tidak Semua yang Didiskon, Perlu Kita Beli"; Sharing di Acara Investime CNBC Indonesia TV

Image
Yes, benar. Tidak semua yang sedang didiskon, perlu kita beli. Kalimat itu terdengar sederhana tapi suka susah diturutin, yekan? Hihihi. Apalagi di tengah serbuan musim diskon akhir tahun kayak sekarang. Ya ampun, di mana-mana bertebaran godaan belanja dengan iming-iming diskon gila-gilaan. Enggak di mal, di online shop e-commerce; ga cuma diskon produk fesyen atau makanan, sampai-sampai produk furniture atau home appliances juga banyak yang menggelar obral besar… Bentuk diskonnya pun beraneka rupa. Mulai diskon potongan harga langsung, voucher untuk belanja berikutnya, cashback dan segala bentuk gimmick promo yang sungguh menggoda…. Saya bukan termasuk orang yang tahan digoda oleh diskon *pengakuan* Diimingin cashback 20% aja luluh, hahaha… apalagi sampai 40%.. seperti yang sedang gencar dikampanyekan oleh berbagai macam platform pembayaran itu tuuhhhh… *yak, pasti tahu lah ya, haha* Tapi, saya tahu, bila “iman” ini tidak dikelola, keuangan pribadi bisa berantakan. Haha. Kamu gitu j

Lajang Juga Perlu Asuransi? Apa Saja yang Perlu dimiliki?

Apakah seseorang yang masih berstatus lajang perlu memiliki asuransi? Bila perlu, asuransi apa saja yang penting untuk dimiliki dan bagaimana cara memilih yang terbaik? Sejak akhir tahun 2016 saya meninggalkan zona nyaman saya sebagai jurnalis ekonomi di sebuah media ekonomi ternama. Melompat kemana? Saya mengambil tawaran sebuah perusahaan fintech di Jakarta Selatan yang memungkinkan saya concern dengan misi kampanye literasi finansial. Ya, sebuah startup . Pilihan yang berisiko. Tapi karena saya orangnya suka cari-cari tantangan (eciyee), masuklah saya kesana. Startup fintech di mana isinya anak-anak muda, hehehe… Ya, walau masih banyak juga yang usianya di atas saya, tetep saja yang dominan adalah generasi milenial sejati 🙂 Apa hubungannya dengan tema tulisan ini? Jadi begini, bergaul dengan banyak anak-anak muda usia, pertengahan dua puluhan, saya banyak mendapati wajah finansial para milenial. Kebanyakan rekan kerja saya masih berstatus lajang dan belum terlalu serius mengelol

Bicara Keuangan dengan Pasangan, Mulai Darimana dan Bagaimana Caranya?

Image
Masalah ekonomi menjadi penyebab perceraian nomer dua tahun 2017! Biar enggak jadi bom waktu, cari cara membahas keuangan rumahtangga bersama pasangan. Gimana caranya, ya? Belum-belum mungkin sudah banyak yang jiper dengan tema ini, hihi. Bahas duit bersama pasangan? Meh. Sensitif temanya, rek! Mengusik soal uang, beberapa istri khawatir itu akan menyinggung harga diri  suami (pendapat ini berpangkal dari pandangan mainstream  bahwa suami adalah pencari nafkah utama). Beberapa suami, jauh-jauh hari sebelum menikah, sudah enggan mengungkap transparan keuangannya pada sang istri (dengan berbagai alasan). Sebagian yang lain memilih: “Ya udahlah ya, dijalankan saja dulu”. Ada lagi yang juga begini: “Keuangan tetap sendiri-sendiri ajalah, kan sama-sama kerja…” Atau kayak gini: “Yang penting saya sudah berikan haknya, hak nafkah buat istri dan belanja rumahtangga… istri ga perlu tahu keuangan saya selain itu…” <—- yang kayak gini biasanya ya kaum paksu 😉 Anda yang mana? Hihihi. Saya mau